PATROLISERGAPNEWS.ID -Bireuen – Proyek irigasi di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Aceh, hingga kini belum kunjung selesai. Sudah hampir tiga tahun, ribuan hektar sawah masyarakat tidak dapat digarap akibat tidak adanya aliran air ke sawah.
Setidaknya 1.000 hektar lahan pertanian di Peudada mengalami kekeringan, membuat para petani gagal menanam padi dalam beberapa musim terakhir. Salah satu tokoh masyarakat Peudada, yang juga mantan Keuchik Gampong Calok, menyesalkan kondisi tersebut.
Menurutnya, penyebab utama proyek irigasi tak kunjung selesai adalah karena irigasi tersebut berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Aceh, sementara tidak ada satu pun putra Peudada yang duduk di DPRA (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh). Hal ini membuat aspirasi masyarakat tidak tersalurkan secara maksimal di tingkat legislatif provinsi.
“Kami hanya bisa berharap. Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda penyelesaian. Rakyat Peudada menderita karena tidak bisa menanam padi,” ujarnya saat ditemui Tim patrolisergapnews.id
Ia mempertanyakan, sampai kapan pemerintah provinsi Aceh bahkan pemerintah pusat akan terus menonton penderitaan rakyat Peudada yang kesulitan mengakses air untuk kebutuhan pertanian. Warga berharap agar ada intervensi nyata dari pemerintah untuk mempercepat penyelesaian irigasi yang mangkrak ini.
Proyek irigasi yang seharusnya menjadi urat nadi ketahanan pangan daerah malah menjadi sumber derita petani. Sampai saat ini, belum ada kejelasan waktu selesainya pembangunan saluran irigasi tersebut.
( Zulfikar : Kabiro )
