PATROLISERGAPNEWS.ID – Sidoarjo – kalau kita bicara tentang pendidikan sekian tahun lamanya saya mencoba untuk menyakinkan diri saya. cuman satu mainsed nya, mengajar dan mendidik, tetapi kali ini memaksa saya untuk berpikir, tentang sekian banyak oknum kepala sekolah, seolah mereka adalah individu dengan mainsed sebagai pelaku kejahatan.
mereka berpikir berapa banyak keuntungan yang diperoleh, mereka berpikir siapa saja yang bisa dilibatkan untuk mendapatkan keuntungan, bahkan cenderung saling menutup – nutupi kesalahan, ketika oknum Kepala Sekolah dan oknum Guru kerjanya semakin semerawut.
Meskipun berungkali terjadi pergantian Pimpinan kepala Diknas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, tapi saya tidak pernah heppy dengan kinerja kepala Diknas Pendidikan Jawa Timur.
sebagai warga negara saya ingin jujur, saya paham ada sekian banyak kendala, sekian banyak keterbatasan yang tercantum pada peraturan dan perundang-undangan.
Realitas dalam permasalahan ini saya yakin dugaan pungli, korupsi, dan penyimpangan, serta kejahatan akan terus terulang dan berjalan lewat etik belaka. tapi yang saya persoalkan akankah mekanisme bagi oknum Kepala Sekolah, yang terindikasi melakukan pelanggaran akan ditindak sesuai pertanggung jawaban pidana.
Maka dari itu Kalau ditanya mana lembaga terbesar yang paling korup, jawaban publik, iya Kemendikbud, karena sekolah jumlahnya ratusan ribu dan semua itu adalah kongkalikong antara, diknas, pengawas, dan kepala sekolah, kalau ini tidak dibenahi tidak ada yang namanya pendidikan karakter karena semua orang saling bohong di sekolah.
patrolisergapnews.id
(Aldesel)
