Tambang Emas Liar,Terancam Hutan Lindung Bireuen, Warga Sebut Ada Setoran untuk Alat Berat

PATROLISERGAPNEWS.ID – BIREUEN – Kawasan hutan lindung di Kabupaten Bireuen, khususnya yang berbatasan antara Kecamatan Peulimbang dan Peudada, kini menghadapi ancaman serius akibat maraknya pertambangan emas tanpa izin. Aktivitas ilegal yang telah berjalan berbulan-bulan ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga memunculkan dugaan keterlibatan oknum aparat dan kelompok tertentu yang memberikan perlindungan.

Dari informasi yang beredar di lapangan, aktivitas tambang liar itu sudah berlangsung sekitar lima bulan. Lokasi yang menjadi sasaran meliputi hutan lindung di Krueng Purucee, Alue Pisang, hingga Alue Pineung. Setidaknya lima unit ekskavator dilaporkan beroperasi hampir setiap hari untuk mengeruk material emas dari sungai dan lereng bukit.

Seorang kepala desa di wilayah Bireuen, yang meminta identitasnya dirahasiakan, menyebutkan bahwa setiap unit alat berat konon diwajibkan menyetor dana hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya.

“Informasinya, Diduga setoran bisa mencapai sekitar Rp30 juta per ekskavator per bulan. Kami sebagai masyarakat hanya bisa diam karena takut dengan pihak yang melindungi,” ungkapnya.

Kesaksian lain datang dari seorang pawang hutan yang kerap memantau kawasan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa ekskavator yang digunakan awalnya dibawa untuk membuka lahan, namun belakangan dialihkan untuk aktivitas penambangan emas. “Dulu untuk merambah hutan, sekarang dipakai mengeruk emas. Ada pihak yang membiayai, jadi mereka bisa terus beroperasi,” katanya.

Padahal, pemerintah telah menetapkan aturan yang memperbolehkan warga mencari emas secara tradisional, asalkan tidak menggunakan alat berat yang dapat merusak alam.

Namun kenyataannya, lokasi-lokasi yang semestinya untuk penambangan tradisional kini dikuasai oleh kelompok yang mengoperasikan alat berat, sehingga masyarakat lokal tidak lagi leluasa mencari penghidupan dari cara-cara ramah lingkungan.

Dampak dari praktik tambang emas ilegal ini sudah mulai terlihat. Sejumlah aliran sungai yang sebelumnya jernih kini berubah keruh, lahan hutan menjadi gundul, dan potensi bencana seperti banjir bandang maupun longsor semakin besar. Warga yang tinggal di hilir sungai mengaku khawatir namun memilih bungkam karena takut berhadapan dengan para pelaku.

Meski kerusakan semakin meluas, hingga kini belum ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum. Warga berharap pemerintah daerah dan pusat segera menindaklanjuti laporan ini, menutup lokasi tambang liar, dan menjerat pihak-pihak yang terlibat.

Termasuk dugaan keterlibatan oknum aparat. Jika dibiarkan, kerusakan hutan lindung Bireuen dikhawatirkan akan sulit dipulihkan dan berdampak pada kehidupan masyarakat di sekitarnya.

#patrolisergapnews.id

( Robet )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *